Efek dari “intermiten fasting” terhadap risiko penyakit jantung

Intermiten fasting atau puasa intermiten telah menjadi tren yang semakin populer belakangan ini. Metode ini melibatkan siklus antara periode makan dan periode puasa, dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan menurunkan berat badan. Namun, selain manfaat tersebut, intermiten fasting juga diklaim dapat mengurangi risiko penyakit jantung.

Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Faktor risiko untuk penyakit jantung antara lain adalah tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, obesitas, dan diabetes. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa intermiten fasting dapat membantu mengurangi faktor-faktor risiko tersebut.

Salah satu cara intermiten fasting dapat mengurangi risiko penyakit jantung adalah dengan meningkatkan sensitivitas insulin. Puasa intermiten dapat membantu mengatur kadar gula darah dan meningkatkan respons tubuh terhadap insulin, yang dapat membantu mencegah terjadinya diabetes tipe 2. Diabetes adalah faktor risiko yang signifikan untuk penyakit jantung.

Selain itu, intermiten fasting juga diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Kolesterol tinggi merupakan salah satu faktor risiko utama untuk penyakit jantung, sehingga dengan mengatur kadar kolesterol melalui intermiten fasting, risiko penyakit jantung dapat dikurangi.

Namun, perlu diingat bahwa intermiten fasting bukanlah solusi tunggal untuk mengurangi risiko penyakit jantung. Penting untuk tetap menjaga pola makan sehat dan gaya hidup aktif. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum memulai program intermiten fasting, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Dengan menjaga pola makan sehat, gaya hidup aktif, dan menerapkan intermiten fasting, Anda dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda yang ingin menjaga kesehatan jantung dan tubuh.