Sejarah Stasiun Kereta Api Bandung

Stasiun Kereta Api Bandung merupakan salah satu stasiun kereta api terbesar dan tertua di Indonesia. Stasiun ini berlokasi di Jalan Stasiun Timur No.1, Kebonjeruk, Bandung. Sejarah Stasiun Kereta Api Bandung dimulai pada tahun 1884 ketika Belanda membangun jalur kereta api dari Batavia (sekarang Jakarta) ke Bandung.

Stasiun Bandung pertama kali dibuka pada tanggal 10 Oktober 1884 dengan nama Halte Bandoeng. Pada awalnya, stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api dan bangunan sederhana. Namun, seiring dengan perkembangan transportasi kereta api di Indonesia, Stasiun Bandung mengalami berbagai renovasi dan perluasan.

Pada tahun 1911, Stasiun Bandung mengalami renovasi besar-besaran yang dilakukan oleh arsitek Belanda, J. Van Gendt. Bangunan stasiun yang ikonik dengan gaya arsitektur Hindia Belanda ini memiliki empat lantai dan menara jam yang menjulang tinggi. Stasiun Bandung pun menjadi salah satu landmark kota Bandung yang terkenal.

Selama masa penjajahan Belanda, Stasiun Bandung menjadi salah satu stasiun kereta api terpenting di Jawa Barat. Stasiun ini merupakan titik awal dan akhir perjalanan kereta api dari dan ke berbagai kota di Jawa Barat, seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Malang.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Stasiun Bandung tetap beroperasi sebagai salah satu stasiun kereta api yang strategis di Jawa Barat. Stasiun ini menjadi pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Bandung dengan berbagai kota di Indonesia.

Hingga saat ini, Stasiun Kereta Api Bandung masih menjadi salah satu stasiun kereta api tersibuk di Indonesia. Stasiun ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas modern, seperti layanan tiket online, restoran, dan area parkir yang luas.

Sejarah Stasiun Kereta Api Bandung merupakan bagian penting dari sejarah transportasi kereta api di Indonesia. Bangunan bersejarah ini juga menjadi simbol kebanggaan bagi warga Bandung dan menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi.