Cap Go Meh merupakan salah satu perayaan yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia setiap tahunnya. Perayaan ini biasanya jatuh pada hari ke-15 setelah perayaan Imlek atau Tahun Baru Tionghoa. Namun, tahukah Anda asal usul dari Cap Go Meh dan tradisi khas yang meriah di Indonesia?
Asal usul Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkian yang artinya “lima belas hari”. Perayaan ini bermula dari kepercayaan masyarakat Tionghoa bahwa pada hari ke-15 setelah Imlek, dewa-dewa dan leluhur akan kembali ke alam semesta setelah berada di bumi selama 15 hari. Oleh karena itu, pada hari Cap Go Meh, masyarakat Tionghoa melakukan berbagai ritual dan persembahan untuk menyambut kedatangan dewa-dewa dan leluhur mereka.
Salah satu tradisi khas yang dilakukan selama perayaan Cap Go Meh adalah barongsai. Barongsai adalah tarian yang dilakukan dengan menggunakan kostum singa atau naga yang dipercaya dapat membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat. Selain barongsai, masyarakat Tionghoa juga biasanya mengadakan pawai keliling kota dengan membawa berbagai patung dewa dan leluhur serta menyalakan lilin dan kembang api sebagai tanda penghormatan.
Selain itu, masyarakat Tionghoa juga biasanya melakukan berbagai ritual seperti mengunjungi klenteng atau kelenteng untuk bersembahyang dan meminta restu dari dewa-dewa. Mereka juga menyajikan makanan khas seperti mie, bakpao, dan kue-kue tradisional sebagai persembahan kepada leluhur.
Perayaan Cap Go Meh merupakan momen yang sangat meriah dan penuh warna bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia. Tradisi ini juga menjadi bukti keberagaman budaya di Indonesia yang harus dilestarikan dan dijaga. Semoga perayaan Cap Go Meh selalu menjadi momen yang membawa kebahagiaan dan keberuntungan bagi semua orang yang merayakannya. Terima kasih.